Belajar Hidup Semurah Mungkin

Belajar Hidup Semurah Mungkin
930 x 180 AD PLACEMENT

Belajar Hidup Semurah Mungkin-Training Manajemen keuangan keluarga hanya di 0815 1999 4916 www.p3kCheckUp.com WealthFlow 19 Technology., Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencanaan Keuangan). Hubungi 0815 1999 4916 untuk Informasi lebih lanjut.-Untuk itulah filosofi berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tinggal dimensinya apakah hanya di dunia atau sampai hingga akhirat. Agar hal ini kesampaian, maka perlu persiapan dari perspektif Motivasi Keuangan. Mari kita mulai dari hal yang paling sederhana, hiduplah semurah mungkin. Hidup semurah mungkin merupakan lawan dari gaya hidup (katanya, kalau tidak gaya tidak hidup) dan boros.

Kanal MOTIVASI KEUANGAN Republika Online

Jumat, 16 September 2016, 13:10 WIB

930 x 180 AD PLACEMENT

REPUBLIKA.CO.ID, Apa yang Anda pikirkan ketika membaca kalimat “Hiduplah semurah mungkin”. Bukankah hidup harus dinikmati, bukankah hasil kerja keras kita dalam mencari nafkah semuanya buat diri dan keluarga? Tidak salah memang, apa yang Anda dapatkan hari ini untuk hari ini juga.

Tetapi hidup kita kan tidak hanya buat hari ini saja, ada hari esok, ada anak-anak dan cucu-cucu kita yang akan meneruskan cita-cita dan perjuangan kita dalam memakmurkan bumi. Seperti layaknya seseorang yang baru lulus kuliah, begitu mendapatkan income pertama kali, harusnya saat itu juga dihabiskan.

Apakah salah?

Tidak juga, jika hidup kita hanya untuk hari itu, tetapi jika Anda bekerja atau berusahanya benar, berarti saat itulah Anda harus merumuskan tujuan keuangan Anda.

930 x 180 AD PLACEMENT

Dan ujung perjalanan dari seorang karyawan atau pengusaha adalah ‘pensiun’, walau pensiun merupakan pilihan dan juga konsekuensi dari seseorang yang bekerja atau berusaha. Konsekuensi berarti ada sebuah awalan, tentu ada akhiran, orang yang memulai usaha tentulah juga akan menikmati usaha yang dirintisnya bertahun-tahun.

Sebuah pilihan bekerja karena memang sebuah wasilah untuk mencari nafkah keluarga, ataukah pilihan yang merupakan panggilan hidupnya. Dan kita lihat berapa banyak orang yang di usia pensiun 55-70 tahun masih tetap bekerja karena TERPAKSA untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi tidak sedikit juga orang bekerja karena panggilan jiwanya, padahal mereka sudah berkecukupan, dalam artian tanpa bekerja pun, mereka masih punya simpanan, tabungan dan hasil Investasi atau usahanya untuk membiayai kehidupan mereka di usia pensiun.

Mana yang Anda akan pilih? Tentu yang kedua bukan.

Untuk itulah filosofi berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tinggal dimensinya apakah hanya di dunia atau sampai hingga akhirat.

930 x 180 AD PLACEMENT

Agar hal ini kesampaian, maka perlu persiapan dari perspektif Motivasi Keuangan.  Mari kita mulai dari hal yang paling sederhana, hiduplah semurah mungkin.  Hidup semurah mungkin merupakan lawan dari gaya hidup (katanya, kalau tidak gaya tidak hidup) dan boros.

Boros dalam kaidah Quran bisa kita lihat dalam Qs Al Israa’ ayat 26-27. “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.  Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya”

Gaya hidup yang tinggi dan sifat boros merupakan musuh bagi Anda yang ingin membangun kekayaan atau kesejahteraan, karena membangun kekayaan tidak semata mengandalkan gaji atau penghasilan yang tinggi, tetapi masalah mentalitas.

Mentalitas keuangan itu ada mentalitas kaya dan ada mentalitas miskin.

Ciri dari mentalitas miskin adalah ketika penghasilan meningkat akibat dari karir yang meningkat, maka gaya hidup juga akan meningkat otomatis sifat boros akan muncul karena merasa punya uang dan biasanya juga cenderung melakukan kredit konsumtif.

Dalam hal lain, ada orang yang kaya atau sejahtera beneran dan ada yang kelihatan kaya, yang terakhir ini akibat dari gaya hidup yang salah dan adanya sifat boros tersebut. Ibaratnya seperti kita meminum air laut karena kehausan di tengah lautan keuangan, semakin diminum semakin haus.

Harusnya, air laut tersebut kita destilasi atau kita saring terlebih dahulu sehingga sudah tawar, baru kita minum secukupnya, karena sebenarnya tujuan keuangan kita masih panjang, apalagi bagi Anda yang baru merasakan euforia gaji pertama.

Seorang karyawan dengan penghasilan Rp 8 juta, bisa punya aset Rp 800 juta setelah sekian tahun bekerja, sementara temannya yang berpenghasilan Rp 42 juta hanya punya aset Rp 600 juta dengan masa kerja yang sama.

Kenapa bisa begitu?

Karena yang pertama tahu batas kemampuannya sehingga bisa mengatur agar bisa hidup dengan apa yang dimiliki dan didapatkan serta punya kemampuan untuk mengendalikan keinginan, bukan dikendalikan keinginannya, apalagi keinginannya yang membawa kesulitan hidup.

Berikut 6 tips agar bisa mengendalikan gaya hidup keuangan dan sifat boros Anda:

1. Hiduplah di bawah kemampuan penghasilan kita

Jika Anda memiliki penghasilan tiap bulan Rp Rp 3 juta maka Anda tidak boleh melakukan pengeluaran melebihi angka Rp 3 juta tersebut. Biasanya untuk kebanyakan karyawan ataupun pengusaha, kartu kredit merupakan solusi cespleng ketika kita defisit, padahal di sanalah jebakannya.

Ketika Anda tidak punya uang atau rencana keuangan bulanan Anda sudah melebihi budget yang dianggarkan, maka keinginan untuk utang konsumtif lewat kartu kredit terjadi.

Kenapa bisa terjadi?
Karena ada klausul minimum payment (pembayaran minimum) dari kartu kredit tersebut yang membuat Anda merasa bisa melunasinya.  Padahal membayar pembayaran minimum secara terus menerus akan mengakumulasi sehingga nantinya Anda tidak bisa lagi melunasi tagihan-tagihan dari utang Anda dan Anda akan hidup selamanya dengan utang konsumtif tersebut.

Berhentilah untuk gali lubang tutup lubang dikarenakan utang yang menumpuk akibat dari gaya hidup dan sifat boros Anda.

2. Rencanakan penggunaan uang Anda, baik untuk masa sekarang maupun masa depan

Gagal membuat rencana keuangan, berarti merencanakan kegagalan, adalah sebuah kalimat yang sering kita dengar dan kita baca. Kejadian keuangan hari ini (dalam teori akuntansi bisa dilihat dalam balance sheet atau neraca keuangan) merupakan kejadian dari masa lalu yang kita lakukan.  Kejadian masa depan keuangan kita, merupakan konsekuensi dari kejadian keuangan masa sekarang.
Artinya buah dari sebuah pohon keuangan, tidak tiba-tiba menjadi BUAH, tetapi melalui proses panjang dimulai dari mencari lahan yang cocok, mencari benih pohon tersebut, menyiram dan menjaganya hingga menghasilkan buah.

Begitupun dengan kondisi keuangan Anda hari ini atau masa depan, buatlah sebuah perencanaan keuangan yang matang, minimal seperti kita membuat sebuah kurva XY, dimana sumbu X=Pendapatan/Gaji dan Sumbu Y=Waktu, lalu kita tarik resultannya sehingga antara waktu dan pendapatan alias mimpi keuangan masa depan kita bisa seiring berjalan. Jikapun tidak, minimal Anda tahu harus bagaimana mengantisipasinya.

3. Utang jelek adalah perbudakan (bad debt is slavery)

Kenapa kita harus berutang? Selain memang sebuah kebutuhan, orang berutang karena utang dianggap lumrah dan tidak masalah.  Kartu kredit misalnya, memang disiapkan untuk seseorang yang senang diperlakukan seperti raja ketika dia menandatangani dan mau diperlakukan seperti pencuri ketika dia kesulitan membayar.

Utang adalah janji yang wajib dilunasi dan utang adalah beban, apalagi jika berutang konsumtif.
Maka bijaksanalah dalam berutang, seperti bank yang mensyaratkan ada sebuah kolateral atau jaminan. Artinya ketika Anda tidak siap atau tidak ada jaminan yang bisa melunasi utang Anda seperti aset fisik misalnya, sebaiknya pikir-pikir kembali.

Boleh berutang ketika Anda bisa disiplin dan siap dengan segala konsekuensinya, misal dikejar-kejar debt collector.

4. Kaya benaran berbeda dengan kelihatan kaya

Siklus keuangan keluarga, tidak hanya dilihat ketika masih jaya-jayanya, tetapi lihat juga di akhirnya. Seorang Michael Jackson misalnya, ketika masa jaya-jayanya punya banyak harta dan uang yang melimpah, tetapi begitu di akhir hayatnya, beliau meninggalkan banyak utang.

Apakah hal itu yang ingin Anda dapatkan! Jadi mengikuti gaya hidup orang lain dan menjadikan orang lain/idola sebagai trendsetter serta merasa perlu dan selalu mengikuti apa yang dilakukannya adalah hal keliru.

Seorang artis atau bintang film, ingin produk yang mereka buat sendiri atau mereka endorsement produk orang lain agar LAKU terjual, Konsekuensinya adalah kontrak kerjanya diperpanjang dan mereka mendapatkan uang yang banyak, sementara konsumen seperti kita membeli sebuah gaya hidup yang sebenarnya tidak dibutuhkan, karena esensinya adalah kebutuhan hidup. Jadilah diri Anda sendiri (be your self and learn to say ‘NO’ to yourself and others).

5. Membayar kebutuhan masa depan di hari ini

Apa beda simpanan, tabungan dan Investasi? Simpanan buat operasional kita sehari-hari, tabungan adalah menyisihkan sebagian uang atau aset kita untuk masa depan sementara Investasi adalah menyisihkan sebagian uang atau aset kita untuk masa depan dan bertumbuh.

Dari horizon waktu, simpanan untuk 1 bulan alias jangka sangat pendek, sementara menabung untuk jangka pendek dan Investasi untuk jangka menengah dan jangka panjang.

Kita harus mengontrol diri, keuangan, hidup dan keputusan-keputusan kita secara disiplin.  Karena dengan disiplin itulah yang akan menentukan hasil dan masa depan keuangan kita.

6. Cara meminimalkan risiko pendapatan dengan mendiversifikasi pendapatan

Di dalam kaidah WealthFlow 19 ada istilah 1 outcome 9 income, artinya 1 pengeluaran dan 9 pendapatan. 9 disini berarti banyak, tidak harus 9 secara eksakta, tetapi bisa lebih.
Dengan banyaknya revenue stream kita, maka semakin sedikit risiko yang kita akan hadapi.
Misalnya seorang karyawan dengan 1 outcome dan 1 income, begitu di PHK berhenti pula pemasukannya, sementara biaya hidup terus berjalan.

Memang ada proteksi dan dana darurat, tetapi itu hanya bersifat sementara, karena sebenarnya Anda butuh income rutin, apakah bersifat aktif, masif atau pasif. Dengan adanya banyak income, secara tidak langsung Anda sudah memiliki standar pengaturan risk management sendiri.

Menanam dahulu menuai kemudian, seperti buah pohon tadi, ada harga yang harus Anda bayar.
Menanam harganya adalah butuh proses, butuh waktu, butuh hal-hal yang akan membuatnya bertumbuh dengan baik, butuh panas, kelembapan, air dan lainnya. Tetapi jika sudah jadi akan menjadi pohon uang sendiri.

Selamat menjalankan hidup semurah mungkin!

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : uang@rol.republika.co.id  SMS 0815 1999 4916.

Anda tertarik mempelajari penggabungan ilmu motivasi dan financial planning ?

Silahkan klik atau Sms ke No 0815 1999 4916 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

  Hari ‘Soul’ Putra (Motivator Keuangan Indonesia, Managing Director WF 19 Technology., Ketua Gerakan Indonesia EMAS 2029, Penulis Buku Laris WealthFlow 19 – Rahasia tentang Uang, Kekayaaan dan Kesejahteraan, Penerbit Gramedia)

 1 OUTCOME, 9 INCOME = SUPER WEALTHY PERSON

 Untuk Informasi Ceramah, Training, Workshop dan pemesanan buku bisa menghubungi :

Sms            : 0815 1999 4916 

Twitter        : twitter.com/h4r1soulputra

http://id.linkedin.com/pub/hari-soul-putra/67/71b/20a/

Website      : www.p3kcheckup.com

 WealthFlow 19 Technology., Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas)

Head Offfice: Jl. Raya Pasar Ahad No. 4 Triloka 1 Blok N 1 Pancoran Jaksel 12780   Phone (62-21) 70 380 692 Fax (62-21) 70 380 692

Hotline Sms : 0815 1999 4916

930 x 180 AD PLACEMENT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
930 x 180 AD PLACEMENT