Uang Pintar (smart money) Vs uang bodoh di Era Korporatisasi Berjama'ah-Uang bodoh (stupid money) adalah ketika kita menjadi budak uang, budak utang dan bersifat konsumtif tanpa bisa membalas apa-apa. Kita hanya 'menyimpan' uang yang akhirnya akan pindah ke orang lain tanpa bisa menabung dan investasi seperti layaknya balap tikus (rat race). Pernahkah kita melihat smartphone (telepon pintar) yang sehari-hari kita bawa kemanapun kita pergi bahkan mengalahkan kepentingan keluarga kita sendiri? Smartphone adalah metamorposis dari telepon konvensional. Kalo dulu telepon itu diam di tempat, hari ini telepon ini bisa bepergian (mobile) kemanapun si empunya bergerak. Jika dahulu hanya bisa telepon dan sms, hari ini hampir semua pekerjaan yang dilakukan oleh PC (Personal Computer) bisa dilakukan lewat smartphone seperti push email, whatsapp, video conference, upload foto di instagram dll. Pertanyaannya, sudahkah si empunya Pintar seperti Teleponnya?
selengkapnya...
Sun, 1 Mar 2020 @11:17
Antara Mimpi, Gengsi, dan Investasi di Era Milenial-Hidup itu murah, sedangkan yang mahal itu Gayahhhhh.... Sengaja saya tambahin hhhh nya banyak, karena faktanya, semakin tinggi pendapatan seseorang berkorelasi positif dengan gaya hidupnya. Alasan anak zaman NOW, gak mau mati gaya. Makan bisa di tahan, tapi pulsa harus tetap jalan. Mobil boleh gerobak sodor, tapi di instagram kudu kesohor. Hedonic Treadmill. Hedonisme menurut KBBI daring adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Jadi Hedon adalah sikap seseorang yang menjadikan kenikmatan materi adalah segala-galanya. Sedangkan treadmill adalah semacam alat jentera/roda yang dijalankan dengan menginjak-injaknya atau pekerjaan yang membosankan.
selengkapnya...
Tue, 28 Jan 2020 @06:45
Bisnis Berjama'ah menuju Korporatisasi (Bagian 2)-Apa saja langkah-langkah praktisnya agar kita bisa meneladani dan mempraktikkan Prinsip Kaya seorang investor ala Abdurrahman Ibn Auf.
1. Tanam Modal di bisnis orang lain yang menghasilkan arus kas
Sebagai investor pemula, memiliki Arus Kas adalah hal yang utama agar bisa menopang kebutuhan hidup kita sehari-hari.
Karena pertumbuhan modal tidak bisa membayar kebutuhan kita sehari-hari seperti kita membeli beras, garam, gula dan lainnya.
Arus kas ini bermakna Aset Lancar bagi diri dan keluarga kita.
Beberapa contoh bisnis yang bisa kita tanamkan antara lain bisnis Makanan/minuman (Culinary), Pakaian (Fashion), Kerajinan (Craft) dari buatan tangan (home made) hingga menjadi mesin industri dan lainnya.
selengkapnya...
Wed, 18 Dec 2019 @05:51
Bisnis Berjama'ah menuju Korporatisasi (Bagian 1)-Tidak ada yang salah dengan ungkapan, "Lebih baik menjadi raja di negeri sendiri, ketimbang budak di negeri orang" tetapi Mentalitas Budak atau Raja sejatinya kita sendiri yang menentukannya.
Secara de jure, kita adalah 'Raja' di tanah air kita, tetapi secara de facto kita adalah 'budak' yang masih terjajah secara ekonomi. Tidak usah jauh-jauh, barang apa saja yang ada di kamar mandi kita hari ini? Apakah produk milik bangsa sendiri ataukah milik bangsa lain?
Saya yakin lebih banyak produk orang lain, bukan. Maka jika kita ingin benar-benar menjadi 'raja' di tanah air kita, mulailah Merdeka secara Mentalitas.
Orang-orang yang Merdeka secara Mentalitas adalah mereka yang mau berubah tetapi bukan dengan berjuang sendiri-sendiri.
Indonesia bisa merdeka, selain tentunya atas berkat Rahmat Allah SWT, juga karena kitanya bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Bersatu itu bermakna berjama'ah.....
selengkapnya...
Wed, 18 Dec 2019 @05:40